Senin, 30 April 2012

Ziarah Maria

Alangkah beruntungnya "nasib" orang-orang Kristiani, terutama orang-orang Katolik. Betapa tidak, mereka memiliki seorang ibunda yang setiap saat bisa ditemui, diminta bantuan, dan juga dijadikan tempat curhat. Ibunda yang baik itu adalah ibunda Yesus sendiri, Maria.

Gua Maria Kanada
Bagi umat Katolik, Maria, Ibu Yesus, yang kerap disapa Bunda Maria, merupakan perantara doa yang sangat dihormati dan diyakini dapat meneruskan setiap doa kepada Allah. Gereja mengkhususkan dua bulan dalam 1 tahun untuk memberikan kesempatan kepada umat untuk berdevosi kepada Bunda Maria. Bulan Mei disebut bulan Maria dan bulan Oktober dikhususkan sebagai bulan Rosario.

Selama dua bulan itu umat biasanya berkumpul bersama untuk berdoa Rosario atau mengadakan ziarah ke gua Maria. Ziarah Maria saat ini sudah manjadi semacam tradisi yang banyak dilakukan oleh umat Katolik di seluruh dunia. Gua Maria Lourdes di Prancis, Fatima di Portugal, Kerep di Ambarawa ataupun Puh Sarang di Kediri merupakan tempat ziarah yang sering dikunjungi umat.

Tradisi ziarah Maria berawal pada abad-abad pertama oleh jemaat perdana yang meyakini bahwa Maria, sebagaimana orang-orang beriman lainnya, juga sudah masuk Surga seperti layaknya orang kudus. Makna ziarah adalah untuk mengungkapkan penghormatan secara khusus kepada Maria karena ia adalah orang kudus atau bahkan sangat kudus. Dengan begitu berarti Maria ditempatkan di atas orang-orang kudus. Bunda Maria begitu dihormati dengan sungguh-sungguh. Bentuk penghormatan itu bisa berupa devosi, doa rosario, pesta-pesta liturgis dan sebagainya.

Belakangan ini ziarah memang bukan hanya dalam rangka bulan Maria saja, tetapi sudah sepanjang tahun orang-orang biasa melakukan ziarah. Perkembangan sarana transportasi seakan mendukung kegiatan ziarah dilakukan sepanjang tahun.

Ada dua kemungkinan mengapa orang melakukan ziarah dewasa ini. Pertama, sebagai tur atau sarana refreshing. Namun agar tidak kelihatan terlalu profan maka disatukan dengan ziarah agar terlihat lebih kristiani. Kegiatan seperti itu masih cukup baik dilakukan dalam mengisi liburan sehingga menjauhkan kesan liburan yang profan. Usaha mencari kesempatan untuk menghormati Bunda Maria seringkali terganggu bila ziarah digabungkan dengan liburan.

Kemungkinan kedua adalah ekstrem religius, yaitu orang-orang yang berziarah tidak hanya sekedar menghormati Bunda Maria, namun lebih dari itu, mereka mengharapkan sesuatu yang magis. Magis dalam arti ingin mendapatkan sesuatu yang dialami dalam hidupnya sendiri. Misalnya, minta untuk mendapatkan penglihatan Bunda Maria, memperoleh rahmat yang sungguh nyata dan dapat dirasakan. Seakan-akan menuntut bahwa Bunda Maria itu harus nampak dan dialami nyata.

Dari dua kemungkinan di atas, ziarah sebagai tur nampaknya lebih disukai masyarakat perkotaan. Sedangkan masyarakat pedesaan yang umumnya lebih kuat tradisi religiusnya tidak semata-mata mencari penampakan Bunda Maria melainkan ada yang sungguh-sungguh diharapkan, yaitu rahmat yang sekaligus menyelesaikan masalah. Misalnya saja, mendapatkan mata air yang bisa menyembuhkan penyakit. Memang, esensi ziarah itu sudah mulai memudar. Sentuhan komersialisasi sudah begitu melekat pada paket-paket peziarahan baik dalam dan luar negeri. Ziarah kini telah dianggap sebagai tempat senang-senang dan kenikmatan-kenikmatan. Hal itu disebabkan adanya kemudahan mendapatkan fasilitas ziarah sehingga perjuangan dalam berziarah tidak lagi dirasakan peziarah.

Berdoa kepada Bunda Maria bukanlah berarti bahwa Bunda Maria yang dapat menyelamatkan manusia beriman. Ataupun Bunda Maria menganugerahkan sesuatu seakan-akan tanpa sepengetahuan Allah. Dalam berdoa kepada Bunda Maria harus dipahami bahwa Bunda Maria yang dekat dengan Allah senantiasa mendoakan umat manusia. Ziarah pun harus ditempatkan dalam konteks yang normal. Orang-orang berziarah bukan hanya mengunjungi gua-gua Maria saja. Agar ziarah Maria dapat memberikan makna rohani yang dalam sebaiknya perlu disiapkan secara matang. Sebelum hari keberangkatan sebaiknya peserta ziarah sudah diberikan bimbingan mengenai Kitab Suci, sejarah tempat-tempat suci tersebut. Tujuannya adalah agar para peziarah dapat sunguh-sungguh memetik makna yang esensial.

Terkirim dari BlackBerry®


1 komentar:

Unknown mengatakan...

sebuah pandangan yang menurut saya realistis dan saya merasakan hal itu. selain perjalanan yg memilkiki makna rohani tetapi juga refreshing. jadi dua - duanya kena, apalagi ziarah bukan hal diwajibkan, tetapi kalau mampu saya kira sangat baik. napak tilas sejarah dalam Alkitab maupun mengunjungi gua Maria. sekurang - kurangnya lebih gampang nyambung dan membayangkan situasi saat ini apa yg ditulis dalam Alkitab maupun sejarah yang sudah tertulis. lebih dari itu dapat semakin lebih menghayati Iman. Maturnuwun,. Berkahdalem.