Para misionaris Katolik pertama tiba di Vietnam pada tahun 1553. Beberapa tahun kemudian, telah terdapat lebih dari seratus ribu umat Katolik di bumi Vietnam. Seminari-seminari didirikan dan pada tahun 1668, dua imam pribumi ditahbiskan. Selanjutnya, kelompok religius perempuan dibentuk pada tahun 1670.
Santa Perawan Maria dari La Vang pertama kali menampakkan diri kepada kaum beriman di Vietnam pada tahun 1798. Ini adalah tahun ketika Raja Canh 'Minh menerbitkan maklumat anti-Katolik dan mengeluarkan perintah untuk membumi-hanguskan semua gereja dan seminari Katolik. Di tengah penganiayaan dahsyat ini, yang berlangsung antara tahun 1798-1801, banyak umat Katolik pergi mengungsi ke hutan belantara La Vang, dekat dusun Quang Tri, di Vietnam tengah. Mereka hidup sengsara karena cuaca yang dingin menggigit, serangan binatang buas, aneka rupa penyakit oleh sebab tinggal di alam liar dan menderita kelaparan. Meski demikian, mereka tetap bertekun dalam iman. Pada malam hari, mereka biasa berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendaraskan rosario dan berdoa bersama.
Sekonyong-konyong, suatu malam sementara berdoa bersama, mereka dikunjungi oleh suatu penampakan seorang perempuan yang sangat cantik dalam lingkupan cahaya. Perempuan ini mengenakan áo dài - gaun tradisional Vietnam - dan menggendong seorang Kanak-kanak dalam buaiannya, dengan disertai dua malaikat di masing-masing sisinya. Ia menghadirkan diri sebagai Bunda Allah yang datang untuk menyemangati dan menghibur mereka, serta memberikan kepada mereka suatu tanda istimewa akan kasih pemeliharaannya. Orang banyak segera mengenalinya sebagai Bunda Maria. Bunda Maria menyuruh mereka merebus sejenis daun pakis yang banyak tumbuh di sekitar sana untuk dipergunakan sebagai obat. Santa Perawan juga mengatakan bahwa sejak dari saat itu, mereka semua yang datang ke tempat itu untuk berdoa, doa-doanya akan didengarkan dan dikabulkan. Peristiwa ini terjadi di padang rumput dekat pohon banyan tua besar di mana para pengungsi berdoa bersama. Mereka semua yang hadir menyaksikan fenomena ajaib ini.
Bunda Maria menampakkan diri beberapa kali di tempat yang sama ini. Sesudah masa penganiayaan berakhir, pada tahun 1802, umat Kristiani meninggalkan hutan tempat persembunyian mereka dan kembali ke dusun-dusun mereka. Berita mengenai penampakan dan pesan-pesannya mereka bawa serta dan sebarluaskan hingga ke tempat-tempat lain.
Pada tahun 1820, sebuah kapel dari jerami didirikan di tempat terjadinya penampakan. Kendati lokasinya yang terpencil di pegunungan tinggi, kelompok-kelompok orang terus berdatangan mencari jalan menembus hutan belantara yang berbahaya untuk berdoa kepada Santa Perawan Maria dari La Vang. Lambat-laun, para peziarah yang datang dengan kapak, tombak, tongkat dan drum untuk menakut-nakuti binatang buas digantikan oleh para peziarah yang datang dengan panji-panji, aneka bunga dan rosario.
Pada tahun 1820-1885 terjadilah lagi penganiayaan dan pembantaian dahsyat terhadap umat Kristiani. Lebih dari 100.000 orang wafat sebagai martir. Pada tahun 1885 kapel Santa Perawan Maria dari La Vang dihancur-luluhkan.
Setelah penganiayaan secara resmi berakhir, Uskup Gaspar memerintahkan agar sebuah gereja didirikan demi menghormati Santa Perawan dari La Vang. Pembangunan dimulai pada tahun 1886, namun karena lokasinya yang sulit dan dana yang terbatas, diperlukan limabelas tahun lamanya untuk menyelesaikan Gereja La Vang. Gereja baru ini pada akhirnya selesai dan ditahbiskan oleh Uskup Gaspar dalam suatu upacara khidmad dengan lebih dari 12.0000 umat ikut ambil bagian di dalamnya yang berlangsung dari tanggal 6 hingga 8 Agustus 1901. Uskup memaklumkan Santa Perawan dari La Vang sebagai Perlindungan Umat Kristen. Pada tahun 1928, sebuah gereja yang lebih besar dikonsekrasikan guna menampung jumlah peziarah yang semakin bertambah.
Penampakan Santa Perawan Maria dari La Vang semakin mendapatkan perhatian dengan banyak disahkannya kesaksian orang-orang yang doanya dikabulkan dan mukjizat penyembuhan yang terjadi di sana. Pada bulan April 1961, Konferensi Waligereja Vietnam memilih Gereja La Vang - terletak sekitar 60 km dari kota Hue yang sebelumnya adalah ibukota dari Vietnam - sebagai tempat ziarah nasional demi menghormati Santa Perawan Maria yang Tak Bernoda. Pada tanggal 22 Agustus 1961, Paus Yohanes XXIII menaikkan status Gereja La Vang menjadi Basilika Minor La Vang. Sayang, semua bangunan yang ada kemudian dihancurkan pada musim panas tahun 1972 dalam perang saudara Vietnam antara Utara dan Selatan.
Pada tanggal 19 Juni 1988, Paus Yohanes Paulus II dalam upacara kanonisasi 117 martir Vietnam, secara publik memaklumkan pentingnya peran Santa Perawan Maria dari La Vang dan mengungkapkan kerinduan untuk dibangunnya kembali Basilika La Vang dalam rangka memperingati 200 tahun peringatan penampakan pertama Santa Perawan Maria dari La Vang yang jatuh pada bulan Agustus 1998.
Tempat ziarah La Vang direnovasi pada tahun 2008.
Disarikan dari berbagai sumber dan diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net”
Santa Perawan Maria dari La Vang pertama kali menampakkan diri kepada kaum beriman di Vietnam pada tahun 1798. Ini adalah tahun ketika Raja Canh 'Minh menerbitkan maklumat anti-Katolik dan mengeluarkan perintah untuk membumi-hanguskan semua gereja dan seminari Katolik. Di tengah penganiayaan dahsyat ini, yang berlangsung antara tahun 1798-1801, banyak umat Katolik pergi mengungsi ke hutan belantara La Vang, dekat dusun Quang Tri, di Vietnam tengah. Mereka hidup sengsara karena cuaca yang dingin menggigit, serangan binatang buas, aneka rupa penyakit oleh sebab tinggal di alam liar dan menderita kelaparan. Meski demikian, mereka tetap bertekun dalam iman. Pada malam hari, mereka biasa berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendaraskan rosario dan berdoa bersama.
Sekonyong-konyong, suatu malam sementara berdoa bersama, mereka dikunjungi oleh suatu penampakan seorang perempuan yang sangat cantik dalam lingkupan cahaya. Perempuan ini mengenakan áo dài - gaun tradisional Vietnam - dan menggendong seorang Kanak-kanak dalam buaiannya, dengan disertai dua malaikat di masing-masing sisinya. Ia menghadirkan diri sebagai Bunda Allah yang datang untuk menyemangati dan menghibur mereka, serta memberikan kepada mereka suatu tanda istimewa akan kasih pemeliharaannya. Orang banyak segera mengenalinya sebagai Bunda Maria. Bunda Maria menyuruh mereka merebus sejenis daun pakis yang banyak tumbuh di sekitar sana untuk dipergunakan sebagai obat. Santa Perawan juga mengatakan bahwa sejak dari saat itu, mereka semua yang datang ke tempat itu untuk berdoa, doa-doanya akan didengarkan dan dikabulkan. Peristiwa ini terjadi di padang rumput dekat pohon banyan tua besar di mana para pengungsi berdoa bersama. Mereka semua yang hadir menyaksikan fenomena ajaib ini.
Bunda Maria menampakkan diri beberapa kali di tempat yang sama ini. Sesudah masa penganiayaan berakhir, pada tahun 1802, umat Kristiani meninggalkan hutan tempat persembunyian mereka dan kembali ke dusun-dusun mereka. Berita mengenai penampakan dan pesan-pesannya mereka bawa serta dan sebarluaskan hingga ke tempat-tempat lain.
Pada tahun 1820, sebuah kapel dari jerami didirikan di tempat terjadinya penampakan. Kendati lokasinya yang terpencil di pegunungan tinggi, kelompok-kelompok orang terus berdatangan mencari jalan menembus hutan belantara yang berbahaya untuk berdoa kepada Santa Perawan Maria dari La Vang. Lambat-laun, para peziarah yang datang dengan kapak, tombak, tongkat dan drum untuk menakut-nakuti binatang buas digantikan oleh para peziarah yang datang dengan panji-panji, aneka bunga dan rosario.
Pada tahun 1820-1885 terjadilah lagi penganiayaan dan pembantaian dahsyat terhadap umat Kristiani. Lebih dari 100.000 orang wafat sebagai martir. Pada tahun 1885 kapel Santa Perawan Maria dari La Vang dihancur-luluhkan.
Setelah penganiayaan secara resmi berakhir, Uskup Gaspar memerintahkan agar sebuah gereja didirikan demi menghormati Santa Perawan dari La Vang. Pembangunan dimulai pada tahun 1886, namun karena lokasinya yang sulit dan dana yang terbatas, diperlukan limabelas tahun lamanya untuk menyelesaikan Gereja La Vang. Gereja baru ini pada akhirnya selesai dan ditahbiskan oleh Uskup Gaspar dalam suatu upacara khidmad dengan lebih dari 12.0000 umat ikut ambil bagian di dalamnya yang berlangsung dari tanggal 6 hingga 8 Agustus 1901. Uskup memaklumkan Santa Perawan dari La Vang sebagai Perlindungan Umat Kristen. Pada tahun 1928, sebuah gereja yang lebih besar dikonsekrasikan guna menampung jumlah peziarah yang semakin bertambah.
Penampakan Santa Perawan Maria dari La Vang semakin mendapatkan perhatian dengan banyak disahkannya kesaksian orang-orang yang doanya dikabulkan dan mukjizat penyembuhan yang terjadi di sana. Pada bulan April 1961, Konferensi Waligereja Vietnam memilih Gereja La Vang - terletak sekitar 60 km dari kota Hue yang sebelumnya adalah ibukota dari Vietnam - sebagai tempat ziarah nasional demi menghormati Santa Perawan Maria yang Tak Bernoda. Pada tanggal 22 Agustus 1961, Paus Yohanes XXIII menaikkan status Gereja La Vang menjadi Basilika Minor La Vang. Sayang, semua bangunan yang ada kemudian dihancurkan pada musim panas tahun 1972 dalam perang saudara Vietnam antara Utara dan Selatan.
Pada tanggal 19 Juni 1988, Paus Yohanes Paulus II dalam upacara kanonisasi 117 martir Vietnam, secara publik memaklumkan pentingnya peran Santa Perawan Maria dari La Vang dan mengungkapkan kerinduan untuk dibangunnya kembali Basilika La Vang dalam rangka memperingati 200 tahun peringatan penampakan pertama Santa Perawan Maria dari La Vang yang jatuh pada bulan Agustus 1998.
Tempat ziarah La Vang direnovasi pada tahun 2008.
Disarikan dari berbagai sumber dan diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar